STRATEGI KOMUNIKASI GUNA MENINGKATKAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN

Retno Wulan SAri (19540019 / MK: Dasar-Dasar Komunikasi

Perpustakaan selain sebagai penunjang civitas akademika, juga memiliki peranan penting dalam perkembangan suatu masyarakat dalam kehidupan berbudaya. Khususnya dalam berkomunikasi dengan sesama. Dengan komunikasi semua kegiatan dalam kehidupan dapat  berlangsung dengan baik namun hal itu tak lepas dengan adanya saling pengertian/ pemahaman kedua belah pihak baik komunikator (pemberi/ pengirim pesan) ataupun komunikan (penerima pesan). Maka dari itu selain dengan latar belakang Pendidikan yang dimiliki, seorang pustakawan juga harus memiliki keterampilan dalam berkomunikasi karena berhadapan langsung dengan user atau pencari literasi dalam memberikan pelayanan informasi diperpustakaan. Pelayanan informasi diperpustakaan ialah seluruh kegiatan pelayanan yang berupa pemberian informasi dan fasilitas perpustakaan kepada pengguna dengan cepat, tepat, waktu, dan benar, sehingga pengguna mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan dan dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan perpustakaan.

Berdasarkan suatu pandangan dari Harold D. Lasswell dalam Murniaty, (2006: 4) mensyaratkan bahwa secara umum unsur-unsur dalam suatu kegiatan komunikasi adalah:

  1.  Siapa (who) yang berarti komunikator. Komunikator bisa terdiri dari satu orang atau lebih, dapat berasal dari berbagai kelompok, organisasi ataupun Lembaga.
  2. Menyatakan apa (says what) dalam hal ini adalah pesannya, yaitu sesuatu/ informasi ang disampaikan kepada sipenerima pesan.
  3. Dengan media apa (in which hannell) menyatakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
  4. Kepada siapa (to whom) yang menunjukkan kepada siapa pesan tersebut ditujukan. Penerima pesan adalah seseorang yang terpenting dalam proses komunkasi karena dia merupakan sasaran komunikasi).
  5. Serta dengan efek bagaimana (with what effect) yang berarti efek (pengaruh) yang ingin ditimbulkan dari kegiatan komunikasi tersebut. Oleh karena itu, efek (pengaruh) bisa juga diartikan perubahan atau pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan (Hafied Cangara, 2008;22-27).

Berdasarkan teori lasswell tersebut dapat dapat dikatakan bahwa yang bertindak sebagai komunikator adalah pustakawan, yang menyampaikan suatu pesan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Pesan yang disampaikan oleh pustakawan adalah informasi yang berupa ilmu pengetahuan dan informasi lainnya, sehinggga terjalinlah komunikasi antara pustakawan dan pemustaka, dimana pemustaka adalah seseorang yang menjadi sasaran komunikasi di perpustakaan. Sehingga pengetahuan, sikap, maupun perilaku pemustaka dapat diberubah dengan adanya informasi yang diberikan oleh pustakawan (komunikator).

Terjalinnya komunikasi yang baik dalam suatu organisasi baik dari pustakawan ataupun pemustaka  akan membawa dampak yang positif dalam peningkatan pelayanan perpustakaan karena dengan adanya komunikasi yang baik dapat mempermudah tercapainya sistem pelayanan dalam pengembangan/ peningkatan minat baca pemustaka. Komunikasi yang baik adalah suatu model komunikasi yang dilakukan oleh pustakawan terhadap pemustaka dalam meningkatkan minat baca, dimana model komunikasi dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Komunikasi satu arah berupa penyampaian informasi yang dilakukan oleh pustakawan melalui media. Dan media yang digunakan dapat berupa gambar-gambar larangan di dalam perpustakaan dan media lainnya yang dapat dibaca secara langsung oleh para pengunjung didalam ruangan layanan perpustakaan misal: – gambar dilarang merokok, dilarang ramai didalam perpustakaan dsb.

2. Komunikasi dua arah berupa komunikasi yang saling bergantian memberikan informasi. Suatu misal antara pustakawan dengan salah satu pengunjung yang sedang mencari informasi yang dibutuhkan di ruangan layanan perpustakaan. Sehingga komunikasi  dua arah ini sama halnya dengan komunikasi antar pribadi (individu dengan individu yang lain)

3. Komunikasi multi arah berupa komunikasi yang berlangsung antara pustakawan dengan beberapa pemustaka yang ada di perpustakaan yang saling berinteraksi melalui diskusi, proses pendidkan seperti dalam bimbingan pengguna/ wawancara mengenai perpustakaan (studi banding perpustakaan dsb).

Model komunikasi merupakan salah satu cara dalam melancarkan komunikasi, maka dari itu setiap pustakawan dituntut mampu menciptakan komunikasi yang baik, menyenangkan dan tidak membosankan sehingga kemampuan berkomunikasi perlu dikembangkan/ditingkatkan oleh pustakawan agar proses penyampaian pesan/ informasi dapat diterima dan dipahami secara positif oleh pemustaka, dan pemustaka dapat berlama-lama/ betah diperpustakaan dengan memanfaatkan koleksi dan layanan yang ada diperpustakaan serta layanan petugas/ pustakawan yang ramah sdapat membuat perpustakaan menjadi rumah kedua bagi pemustaka.

Tulisan ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Satu Balasan ke STRATEGI KOMUNIKASI GUNA MENINGKATKAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN

  1. M. Richo Musyafak (19540012) berkata:

    Dengan komunikasi semua kegiatan dalam kehidupan dapat berlangsung dengan baik namun hal itu tak lepas dengan adanya saling pengertian/ pemahaman kedua belah pihak baik komunikator (pemberi/ pengirim pesan) ataupun komunikan (penerima pesan). Terjalinnya komunikasi yang baik dalam suatu organisasi baik dari pustakawan ataupun pemustaka akan membawa dampak yang positif dalam peningkatan pelayanan perpustakaan karena dengan adanya komunikasi yang baik dapat mempermudah tercapainya sistem pelayanan dalam pengembangan/ peningkatan minat baca pemustaka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *